Jumat, 22 Mei 2015

Aplikasi Perpindahan Panas Sistem Destilasi Bioetanol

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimiaberdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenisperpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatularutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton

.
Tujuan dari destilasi adalah memisahkan molekul air murni dari kontaminan yang punya titik didih lebih tinggi dari air. Destilasi, menyediakan air bebas mineral untuk digunakan di laboratorium sains atau keperluan percetakan. Destilasi membuang logam berat seperti timbal, arsenic, dan merkuri.


1.2  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah tentang destilasi ini adalah untuk mengetahui gambar mesin serta deskripsinya, cara kerja dari mesin destilasi bioetanol, contoh mesin dari proses destilasi. Mengetahui deskripsi dan fungsi komponen penting destilasi, yaitu kondensor. Serta mengetahui beberapa contoh perusahaan yang menggunakan proses destilasi.




















BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Gambar Mesin Destilasi dan Keterangan
Berikut ini adalah skema tipe unit destilasi dengan arus umpan dan dua arus produk

Beberapa komponen utama dari alat destilasi adalah sebagai berikut:
·         Sebuah shell vertical dimana pemisah komponen cairan dilakukan
·         Internal kolom seperti tray/pelat/packing yang digunakan untuk meningkatkan pemisahan komponen
·         Reboiler sebagai penyedia penguapan yang dbutuhkan bagi proses destilasi. Pemanas untuk boiler harus menghasilkan panas yang stabil.
·         Kondensor untuk mendinginkan dan mengembunkan uap yang meninggalkan bagian atas kolom
·         Sebuah drum reflux untuk menahan uap terkondensasi dari bagian atas kolom sehingga cairan(reflix) dapat di daur ulang ke kolom
·         Rumah-rumah shel vertical, internal kolom dan bersama-sama dengan kondensor serta reboiler menyusun suatu kolom destilasi

Berikut ada beberapa jenis alat destilasi beserta keterangannya:





2.2  Cara Kerja Mesin Destilasi

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Pada dasarnya alat destilasi dibagi menjadi dua yaitu destilasi kering dan basah. Dan penggunaan alat destilasi pun tergantung dari siapa yang menggunakannya karena alat destilasi itu sendiri dapat berskala laboratorium dan skala komersil.

Cara kerja alat destilasi basah skala komersil adalah sebagai berikut:
·         Buka tutup ketel pemanas dan penyuling, masukkan air dan bahan yang akan didestilasi, bahan harus terendam dalam air, guna menghindari menggumpalnya bahan yang didestilasi karena pengaruh panas. Kemudian tutuplah ketel dan kuatkan pengunci.
·         Hubungkan ketel dengan kondensor melalui sebuah pipa
·         Hubangkan kondensor dengan alat penampung air pendingin dan usahakan aliran air pendingin dalam kondensor berlawanan dengan aliran dari uap yang dikondensasikan
·         Pasanglah alat penampung kondensat dan pemisah cairan destilasi
·         Nyalakan api pemanas dan jangan sampai padam
·         Akibat dari pemanasan air dalam ketel pemanas dan penyuling akan mendidih dan bahan dalam air akan menguap, jagalah air jangan sampai kurang, bila kurang tambahlah melalui lubang penambahan air, kecilkan dulu api dan setelah beberapa waktu baru tutup lubang dibuka dan seterusnya diisi air air tambahan. Hal tersebut bertujuan guna menghindari semburan air panas keluar akibat tekanan uap
·         Uap bahan akan mengalir ke dalam kondensor, yang seterusnya akan mengalami kondensasi dan kondensat terapung dalam alat penampung. Kondensat selanjutnya dimasukkan dalam alat pemisah cairan destilasi (destilat) untuk diadakan pemisahan dengan air
·         Setelah pekerjaan selesai api dipadamkan dan alat dilepaskan dari rangkaian. Setelah dingin sisa bahan dikeluarkan dari dalam ketel pemanas dan penyuling

Selanjutnya adalah destilasi secara kering. Pada dasarnya alat destilasi kering adalah sama dengan alat destilasi basah. Perbedaannya hanya terletak pada alat ketel destilasi, sedangkan alat yang lain seperti kondensor adalah sama. Dalam destilasi kering, bahan yang didestilasi dipanasi dalam ketel destilasi dengan menggunakan udara panas atau asap panas. Udara panas atau asap panas dapat berasal dari sebuah dapur yang berada di luar ketel destilasi. Dapat pula dari bahan bakar yang langsung dibakar dalam ketel penyulingan. Uap bahan yang terjadi kemudian dialirkan ke dalam kondensor sehingga mengalami kondensasi. Kondensat yang terjadi ditampung dalam alat penampung yang kemudian dipisahkan dengan alat pemisah. 

Cara kerja dari alat destilasi kering skala komersil adalah sebagai berikut:
  • ·         Bukalah tutup ketel penyulingan dan masukkan bahan yang akan didestilasi kemudian tutup kembali dan eratkan baut-baut penguncinya
  • ·         Hubungkan ketel penyuling dengan kondensor dan pasanglah alat penampung kondensat pada mulut pengeluaran kondensat dari kondensor
  • ·         Alirkan air pendingin ke kondensor jangan sampai terbalik. Aliran air pendingin dalam kondensor harus berlawanan dengan aliran uap bahan dari ketel penyuling ke kondensor
  • ·         Nyalakan api pemanas dan apabila sumber panas ada di luar ketel, alirkanlah asap panasnya ke dalam ketel, alirkanlah asap panasnya ke dalam ketel dengan membuka oemasukkan asap panas
  • ·         Dengan adanya asap panas yang masuk ke dalam ketel penyuling, maka bahan yang akan didestilasi akan dipanasi dan minyak atsiri yang terkandung di dalamnya akan menguap. Apabila sumber panas berada di luar ketel maka asap panas yang dialirkan melalui pipa ke dalam ketel akan memanasi udara di dalam ketel dan udara panas akan naik memanasi bahan yang akan didestilasi
  • ·         Uap minyak akan dialirkan ke dalam kondensator melalui pipa penyuling, karena adanya air pendingin maka uap bahan akan mengalami kondensasi dan berubahlah menjadi kondensat, yang ditampung dalam alat penampung yang selanjutnya dipisahkan dari zat-zat yang lain dalam alat pemisah.

2.4                        Komponen Penting Destilasi

2.4.1 Pengertian Kondensor

Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan. Kondensor banyak digunakan dalam kehidupan kehidupan sehari-hari baik itu dalam industri rumah tangga, industri otomotif, maupun dalam industri farmasi dan obat-obatan. Di Indonesia sendiri, kondensor bukanlah hal yang asing. Kondensor banyak kita jumpai dalam perangkat pendingin pada mobil, maupun  Air Conditioner yang terpasang pada gedung-gedung, instalasi perkantoran atau fasilitas umum seperti mall dan supermarket.


Gambar 2. 1 Kondensor
Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah suatu komponen yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini terjadi proses kondensasi. Refrigerant yang telah berubah menjadi cair tersebut kemudian dialirkan ke evaporator melalui pompa.

Gambar 2. 2 Kondensor pada sistem kompresi uap

2.4.2 Pengertian Kondensasi

Kondensasi berasal dari bahasa latin yaitu condensare yang berarti membuat tertutup. Kondensasi  merupakan  perubahan  wujud  zat  dari  gas  atau  uap  menjadi  zat  cair.
Kondensasi terjadi pada pemampatan atau pendinginan jika tercapai tekanan maksimum dan suhu di bawah suhu kritis. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi.
Contoh  bentuk  kondensasi  dilingkungan  sekitar  adalah  uap  air  diudara  yang terkondensasi secara alami pada permukaan yang dingin dinamakan  embun. Uap air hanya akan terkondensasi pada suatu permukaan ketika permukaan tersebut lebih dingin dari titik embunnya atau uap air telah mencapai kesetimbangan di udara, seperti kelembapan jenuh.
Titik embun udara adalah temperatur yang harus dicapai agar mulai terjadi kondensasi diudara. Molekul air mengambil sebagian panas dari udara. Akibatnya temperatur air akan sedikit turun. Di atmosfer, kondensasi uap airlah yang menyebabkan terjadinya awan.
Molekul kecil air dalam jumlah banyak akan menjadi butiran air karena pengaruh suhu, dan tapat turun ke bumi menjadi hujan. Inilah yang disebut siklus air. Pengendapan atau sublimasi juga merupakan salah satu bentuk kondensasi. Pengendapan adalah pembentukan langsung es dari uap air, contohnya salju.
Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah  alat  yang digunakan  untuk  mengkondensasi  uap  menjadi  cairan  disebut  kondensor.  Kondensor umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar panas yang digunakan untuk berbagai tujuan,  memiliki  rancangan  yang  bervariasi,  dan  banyak  ukurannya  dari  yang  dapat di genggam sampai yang sangat besar. Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi) dan merupakan proses eksothermik (melepas panas).

2.4.3        Cara Kerja Kondensor

Uap panas yang masuk ke kondensor dengan temperatur yang tinggi dan bertekanan yang merupakan hasil proses dari turbin. Kemudian uap panas masuk ke dalam Suction Pipe dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube, uap panas didinginkan dengan media pendingin air yang dialirkan melewati sisi luar tube, kemudian keluar melalui Discharge Pipe dengan temperatur yang sudah turun.
Prinsip kondensasi di kondensor adalah menjaga tekanan uap Superheat
Refrigerant yang masuk ke kondensor pada tekanan tertentu kemudian suhu Refrigerantnya diturunkan dengan membuang sebagian kalornya ke medium pendingin yang digunakan di kondensor. Sebagai medium pendingin digunakan udara dan air atau gabungan keduanya. Dalam perancangan ini akan digunakan air sebagai media pendingin.
Pada proses pendinginan (cooling) cairan refrigerant yang menguap di dalam pipa-pipa Cooling Coil  (evaporator) telah menyerap panas sehingga berubah wujudnya menjadi gas dingin dengan kondisi superheat  pada saat meninggalkan Cooling Coil. Panas yang telah diserap oleh refrigerant ini harus dibuang atau dipindahkan ke suatu medium lain sebelum ia dapat kembali diubah wujudnya menjadi cair untuk dapat mengulang siklusnya kembali.

2.4.4 Komponen Utama dari Kondensor

Kondensor pada umumnya memiliki beberapa komponen utama, dimana masing-masing komponen memiliki fungsinya tersendiri. Adapun komponen-komponen utama dari kondensor adalah sebagai berikut:
1.      Suction Pipe dan Discharge Pipe (Pipa saluran masuk dan pipa saluran keluar).
a.       Suction Pipe
Suction Pipe adalah pipa saluran masuk untuk masuknya media pendingin ke dalam kondensor,yang mana media pendingin itu berupa fluida cair yang bertekanan yang merupakan hasil dari pemampatan di kompresor.
b.      Discharge Pipe
Discharge pipe adalah pipa saluran keluar Refrigerant dari kompresor melalui tube ke tangki receiver.
2.      Tube ( Pipa dalam Kondensor )
Tube adalah pipa aliran yang dilalui Refrigerant yang bertekanan dan panas yang merupakan hasil dari turbin melalui suction pipe dan akan disalurkan ke discharge pipe dan kemudian diterima oleh tangki receiver. Umumnya terdapat empat susunan tube yaitu, Triangular (30o), Rotate square (60o), Square (90o), Rotate square (45o).

Gambar 2. 3 Lay-Out  pada Tube
Susunan triangular memberikan nilai perpindahan panas yang lebih baik bila dibandingkan dengan susunan rotate square dan square karena dengan susunan triangular dapat menghasilkan turbulensi yang tinggi, namun begitu tube yang disusun secara triangular akan menghasilkan pressure drop (penurunan tekanan) yang lebih tinggi dari pada susunan rotate square dan square. Apabila fluida yang digunakan memiliki tingkat fouling yang tinggi dan memerlukan pembersihan secara mekanik (mechanical cleaning) susunan tube secara riangular tidak digunakan, sebaiknya digunakan susunan square, apabila jenis cleaning yang digunakan adalah chemical cleaning, maka susunan tube secara triangular dapat diperimbangkan kembali, mengingat untuk chemical cleaning tidak memerlukan akses jalur ruang (acess lanes) yang lebih seperti pada mechanical cleaning.
 



3. Buffle
Buffle merupakan jarak bagi antar tube

Gambar 2. 4  Jenis – jenis buffle yang ada pada tube

4. Water Box
Ruang air pendingin(refrigerant) yang terbuat dari baja karbon.

2.4.5 Macam –Macam Kondensor

1. Menurut Jenis Cooling Medium
Menurut jenis cooling mediumnya kondensor dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
a.       Air  Cooled  Condenser  (menggunakan  udara  sebagai  cooling
mediumnya).
Air Cooled Kondensor  mengkondensasikan pembuangan uap dari turbin uap dan kembali kondensat(cairan yang sudah terkondensasi) ke boiler tanpa kehilangan air.

Gambar 2. 5Air  Cooled  Condenser

b.      Water  Cooled  Condenser  (menggunakan  air  sebagai cooling mediumnya).
Water Cooled Condenser yang paling banyak digunakan yaitu :
a)      Shell and Tube Condenser
Shell and Tube Condenser atau Kondensor tipe Tabung dan Pipa digunakan pada kondensor berukuran kecil sampai besar. biasa digunakan untuk air pendingin  berupa  ammonia  dan  freon.  Seperti  terlihat  pada  gambar  didalam kondensor.
Tabung dan Pipa terdapat banyak pipa pendingin, dimana air pendingin pengalir di dalam pipa-pipa tersebut, ujung dan pangkal pipa pendingin terikat pada pelat pipa, sedangkan diantara pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat untuk membagi aliran air yang melewati pipapipa dan mengatur agar kecepatannya cukup tinggi, yaitu 1,5 – 2 m/detik.

Gambar 2. 6 Shell and Tube Condenser
Air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah kemudian keluar melalui pipa  bagian  atas.  Jumlah  saluran  maksimum  yang  dapat  digunakan sebanyak  12,  semakin  banyak  jumlah  saluran  yang  digunakan  maka semakin besar tahanan aliran air pendingin. Pipa pendingin ammonia biasa terbuat dari baja sedangkan untuk freon biasa terbuat dari pipa tembaga.
Jika menginginkan pipa yang tahan tehadap korosi bias menggunakan pipa kuningan datau pipa cupro nikel. Ciri-ciri kondensor Tabung dan  Pipa adalah :
·         Dapat  dibuat  dengan  pipa pendingin bersirip sehingga ukurannya relatif lebih kecil dan ringan.
·         Pipa dapat dibuat dengan mudah.
·         Bantuk yang sederhana dan mudah pemasangannya.
·         Pipa pendingin mudah dibersihkan.


b)      Shell and Coil Condenser
Kondensor tabung dan koil banyak digunakan pada unit pendingin dengan Freon refrigerant berkapasitas lebih kecil, misalnya untuk penyegar udara, pendingin air, dan sebagainya.
Seperti gambar dibawah ini, Kondensor tabung dan koil dengan tabung pipa pendingin di dalam tabung yang dipasang pada posisi vertical. Koil pipa pendingin tersebut biasanya dibuat dari tembaga, berbentuk tanpa sirip maupun dengan sirip. Pipa tersebut mudah dibuat dan murah harganya.
Pada Kondensor tabung dan koil, aliran air mengalir di dalam koil pipa pendingin. Disini, endapan dan kerak yang terbentuk di dalam pipa harus dibersihkan menggunakan zat kimia (detergent).
Gambar 2. 7Shell and Coil Condenser
Adapun cirri-ciri Kondensor tabung dan koil sebagai berikut :
·         Harganya murah karena mudah dalam pembuatannya.
·         Kompak karena posisinya yang vertical dan mudah  dalam
pemasangannya.
·         Tidak perlu mengganti pipa pendingin, tetapi hanya perlu pembersihan dengan menggunakan detergen

c)      Tube and Tubes Condenser
Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua pipa coaksial dimana refrigerant mengalir melalui saluran yang terbentuk antara pipa dalam dan pipa luar yang melintang dari atas ke bawah. Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam arah berlawanan, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah.
Pada mesin pendingin berkapasitas rendah dengan Freon sebagai refrigerant, pipa dalam dan pipa luarnya terbuat dari tembaga. Gambar dibawah ini menunjukkan Kondensor jenis pipa ganda, dalam bentuk koil. Pipa dalam dapat dibuat bersirip atau tanpa sirip.

Gambar 2. 8Tube and Tubes Condenser

Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira antara 1-2 m/detik. Sedangkan perbedaan temperature air keluar dan masuk pipa pendingin (kenaikan temperature air pendingin di dalam kondensor) kira-kira mencapai suhu 10oC. Laju perpindahan kalornya relative besar.
Adapun cirri-ciri Kondensor jenis pipa ganda adalah sebagai berikut:
·         Konstruksi sederhana dengan harga yang memadai.
·         Dapat mencapai kondisi yang super dingin karena arah aliran refrigerant dan air pendingin yang berlawanan.
·         Penggunaan air pendingin relative kecil.
·         Sulit dalam membersihkan pipa, harus menggunakan detergen.
·         Pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak mungkin dilaksanakan. Penggantian pipanya pun juga sulit dilakukan.

  1. Evaporatif Condenser (menggunakan kombinasi udara dan air sebagai cooling mediumnya).
Kombinasi dari kondensor berpendingin air dan kondensor berpendingin udara, menggunakan prinsip penolakan panas oleh penguapan air menjadi aliran udara menjadi kumparan kondensasi.

Gambar 2. 9Evaporatif Condenser

2. Menurut Jenis Desain
a.       Berbelit-Belit
Jenis kondensor terdiri dari satu tabung panjang yang digulung berakhir dan kembali pada dirinya sendiri dengan sirip pendingin ditambahkan di antara tabung.

Gambar 2. 10 Kondensor Berbelit-Belit

b.      Arus Pararel
Desain ini sangat mirip dengan radiator aliran silang. Alih-alih bepergian refrigeran  melalui  satu  bagian  (seperti  tipe  serpentine)  sekarang  dapat melakukan  perjalanan  di  berbagai  bagian.  Ini  akan  memberi  luas permukaan yang lebih besar untuk udara ambien dingin untuk kontak.

Gambar 2. 11Kondensor Arus Pararel

3. Berdasarkan Klasifikasi Umum
a.      Surface Condenser
Prinsip kerja surface Condenser Steam masuk ke dalam shell kondensor melalui  steam  inlet  connection  pada  bagian  atas  kondensor. Steam kemudian bersinggungan dengan tube  kondensor  yang  bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan terkondensasi, menghasilkan kondensat yang terkumpul pada hotwell.
Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini  disebut  kalor  laten  penguapan  dan  terkadang  disebut  juga  kalor kondensasi  (heat  of  condensation)  dalam  lingkup  bahasan  kondensor. Kondensat  yang  terkumpul  di  hotwell  kemudian  dipindahkan  dari kondensor dengan menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensat. Ketika  meninggalkan  kondensor,  hampir  keseluruhan  steam  telah terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem.
Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan sebagainya. Udara  ini  masuk  ke  dalam  kondensor  bersama  dengan  steam.  Udara dijenuhkan oleh uap air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor  dengan  menggunakan  air  ejectors  yang  berfungsi  untuk mempertahankan vacuum di kondensor.
Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya udara di kondensor, dilakukan deaeration.  De-aeration  dilakukan  di  kondensor  dengan  memanaskan kondensat dengan  steam  agar udara yang terlalut pada kondensat akan menguap.  Udara  kemudian  ditarik  ke  air  cooling  section  dengan memanfaatkan tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector kemudian akan memindahkan udara dari sistem.
Surface Condenser dibedakan menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a)      Horizontal Condenser
Air  pendingin  masuk  kondensor  melalui  bagian  bawah,  kemudian masuk  ke  dalam  pipa-pipa  pendingin  dan  keluar  pada  bagian  atas sedangkan arus panas masuk lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.

Gambar 2. 13Horizontal Condenser
Kelebihan Kondensor horizontal adalah :
1. Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga relaif berukuran kecil dan ringan
2. Pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah
3. Bentuk sederhana dan mudah pemasangannya
4. Pipa pendingin mudah dibersihkan

b)      Vertical Condenser
Air  pendingin  masuk  konddensor  melalui  bagian  bawah,  kemudian masuk  ke  dalam  pipa-pipa  pendingin  dan  keluar  pada  bagian  atas Sedangkan arus panas masuk lewat bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.

Gambar 2. 14 Vertical Condenser
Keterangan :
1. Esterification reactor
2. Vertical frational column
3. Vertical Condenser
4. Horizontal Condenser
5. Storage device
Kelebihan Kondensor vertical adalah :
1. Harganya murah karena mudah pembuatannya.
2. Kompak  karena  posisinya  yang  vertikal  dan  mudah pemasangan
3. Bisa  dikatakan  tidak  mungkin  mengganti  pipa pendingin,
pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan deterjen.
b.      Direct-Contact Condenser
Direct-contact  Condenser  mengkondensasikan  steam  dengan mencampurnya langsung dengan air pendingin. Direct-contact  atau  open  Condenser  digunakan  pada  beberapa  kasus khusus, seperti :
1.      Geothermal power plant.
2.      Pada power plant yang menggunakan perbedaan temperatur di air laut (OTEC)
Direct-contact Condenser dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a)      Spray Condenser
Pada Spray Condenser, pencampuran steam dengan air pendingin dilakukan dengan jalan menyemprotkan air ke steam. Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada bagian bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah menghasilkan kondensat yang mendekati fase saturated.
Kemudian dipompakan kembali ke cooling tower. Sebagian dari kondensat dikembalikan ke boiler sebagai feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya di dalam dry- (closed) cooling tower. Air yang didinginkan pada Cooling tower disemprotkan ke exhaust turbin dan proses berulang.
b)      Barometric dan Jet Condenser
Ini merupakan jenis awal dari kondensor. Jenis ini beroperasi dengan prinsip yang sama dengan spray condenser kecuali tidak dibutuhkannya pompa pada jenis ini. Vacuum dalam kondensor diperoleh dengan menggunakan prinsip head statis seperti pada barometric Condenser, atau menggunakan diffuser seperti pada jet Condenser.

Gambar 2. 15Jet Condenser
2.5      Pabrik yang Menggunakan Alat Destilasi
                                                                                   
2.5.3        UD. Tirta Kencana Nusantara
UD. TKN dalam usahanya memproduksi minyak atsiri daun cengkeh menggunakan metode penyulingan dengan air dan uap dimana bahan olah tidak bercampur langsung dengan air, namun berada di atas rak/ saringan berlubang. UD. TKN menggunakan beberapa alat yang spesifikasinya didasarkan beberapa hal, diantaranya jenis dan jumlah bahan baku. Alat-alat uang digunakan dalam proses produksi antara lain:
A.    Ketel Suling
Ketel suling atau biasa disebut tangki, berfungsi sebagai tempat air atau uap untuk mengadakan kontak dengan bahan serta untuk menguapkan minyak atsiri. Penggunaan bentuk ketel tergantung metode penyulingannya. UD.TKN menggunakan metode uap dan air, sehingga bahan dan air menjadi satu tempat yang terpisah oleh rak atau saringan. Tangki tersebut dilengkapi dengan tutup yang dapat dibuka dan diapitkan pada bagian atas tangki dipasang pipa berbentuk leher angsa (gooseneck) untuk mengalirkan uap ke kondensor. Dasar keterl dilengkapi dengan suatu kran untuk saluran air saat mengadakan pembersihan. Sementara satu setengah meter dari dasar ketel terdapat kran untuk mengalirkan air yang digunakan untuk pengukusan. Spesifikasi dari ketel suling tersebut adalah:
ü  Kapasitas                                             : 7,5 – 10 Kwintal
ü  Tinggi                                                  : 3 meter
ü  Diameter                                             : 1,9 meter
ü  Tebal                                                   : 9 mm
ü  Konstruksi                                           : Besi baja
ü  Tinggi saringan dari dasar ketel          : 1 meter
ü  Umur teknis                                        : 5 tahun

B.     Kondensor ( kolam pendingin )
Kondensor merupakan salah satu alat penyulingan yang berfungsi untuk mengubah seluruh komponen uap menjadi komponen cair, baik itu uap minyak maupun uap cair. Dalam proses penyulingan minyak atsiri ini, kondensor dalam bentuk kolam pendingin berfungsi untuk mendinginkan uap minyak yang bercampur dengan uap air. Melalui kondensor ini uap minyak dan uap air akan terpisah sebab kedua bahan tidak saling melarut. Spesifikasi dari kondensor tersebut adalah:
ü  Konstruksi                               : Beton
ü  Panjang                                   : 7 meter
ü  Lebar                                       : 4 meter
ü  Kedalaman                              : 3 meter
ü  Bentuk Pipa dalam kolam       : Zig zag
ü  Jumlah pipa                             : 8 buah

C.     Drum ( kolam pemisah )
Alat ini berfungsi untuk menampung cairan minyak dan air yang sudah didinginkan dalam kondensor. Selanjutnya minyak dan air terpisah berdasarkan berat jenisnya. Untuk minyak atsiri daun cengkeh, karena berat jenisnya lebih tinggi dibandingkan dengan air, maka posisi minyak berada di dasar drum. Sementara air berada di bagian atas. Kemungkinan masih belum sempurnanya pemisahan tersebut, di UD. TKN dipasang 3 kolam pemisahan; yang memungkinkan alat tersebut menampung bagian minyak yang belum terpisah pada kolam pemisah pertama. Namun demikian dari segi jumlah, pada kolam pemisah kedua dan ketiga tidak sebanyak pada kolam pertama. Spesifikasi alat ini adalah:
ü  Kapasitas                           : 100 kg
ü  Konstruksi                         : besi baja
ü  Tinggi                                : 1 meter
ü  Diameter                           : 70 cm
ü  Jumlah                               : 3 buah

D.    Penyaring
Minyak yang sudah dipisahkan dari air selanjutnya didiamkan sementara untuk kemudian dilakukan penyaringan dengan kain saring. Ini bertujuan untuk menahan dan menghilangkan air yang mungkin terikut dengan minyak. Dan juga menyaring benda-benda asing yang mungkin terikut dalam bahan, seperti misalnya hasil reaksi antara minyak dengan bahan logam yang digunakan dalam proses. Spesifikasi alat ini adalah:
ü  Konstruksi                               : kayu bertingkat
ü  Bahan penyaring                     : kain cotton
ü  Jumlah                                     : 2 buah

E.     Jerigen
Penggunaan wadah penyimpan minyak atsiri di UD. TKN berasal dari bahan jerigen plastik dengan kapasitas sekitar 40 kg minyak setiap jerigen. Wadah yang digunakan itu adalah wadah yang tidak tembus cahaya. Hal ini menjadi syarat yang perlu dilakukan sewaktu akan melakukan penyimpanan. Sebab jika terjadi kontak langsung dengan cahaya matahari akan menimbulkan reaksi kimia yang merusak komposisi zat yang terkandung.

2.5.4        PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk.
PT. SMART merupakan perusahaan yang memproduksi minyak goreng, dimana dalam tahap pengolahan CPO menggunakan prinsip destilasi seperti pada proses deodorizing. Proses deodorasi adalah suatu tahapan proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak karena masih mengandung asam lemak bebas (FFA). Prosesnya adalah dengan destilasi, yaitu ketika minyak berada dalam tangki dilakukan proses steam dengan cara di spray. Adapun peralatan yang digunakan dalam proses deodorizing  adalah:
·         Pompa Packed Column (P-304)
Berfungsi untuk mengalirkan semi RBDPO (Refined Bleached Degummed Palm Oil) dari packed column ke Deodorizer
·         Deodorizer (T-302)
Berfungsi untuk menghilangkan bau khas kelapa sawit
·         Splash Oil Tank (V-307)
Berfungsi untuk menampung sebagian RBDPO yang keluar dari deodorizer untuk mengalirkan kembali ke deodorizer
·         Pompa Splash Oil Tank (P-315)
Berfungsi untuk mengalirkan RBDPO kembali ke deodorizer
·         Pompa Deodorizer (P-302A, P-302B)
Berfungsi untuk mengalirkan RBDPO dari deodorizer ke crystallizer (CR-01 – CR-26) dengan melalui proses pendinginan (spiral heat exchanger (E-302), economic atau plate heat exchanger 1 (E-205), plate heat exchanger 4 (E-304)) dan proses penyaringan (catridge filter)
·         Plate Heat Exchanger 4 (E-304)
Berfungsi untuk mendinginkan RBDPO dengan menggunakan air pendingin
·         Catridge Filter 1 (CF-1)
Berfungsi untuk menjernihkan atau menyaring impurities yang masih terdapat dalam RBDPO (tahap akhir)
·         Tangki RBDPO (P-1, P-2, dan P-4)
Berfungsi untuk menampung RBDPO

2.5.5        PTPN XI di PASA II Djatiroto, Lumajang
Di PTPN XI Lumajang memproduksi etanol, dimana destilasi merupakan tahap terakhir dari proses produksi alkohol dari tetes tebu. Destilasi yaitu pemisahan dua komponen senyawa atau lebih berdasarkan pada titik didih masing-masing komponen dengan cara pemanasan penguapan, untuk memperoleh produk alkohol dengan kualitas prima. Setelah proses fermentasi selesai, maka cairan fermentasi masuk ke dalam destilator. Proses destilasi dilakukan pada suhu antara 79-81C. Pada suhu ini, etanol sudah menguap namun air tidak menguap. Maka uap etanol dialirkan ke destilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran destilator. Destilasi pertama biasanya di dapat kadar etanol masih 50-55%. Apabila kadar etanol masih di bawah 95%, maka destilasi perlu diulangi lahi (reflux) hingga kadar etanolnya 95%. Apabila sudah mencapai 95% maka dilakukan dehidrasi atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa digunakan kapur tohor atau zeolit sintetis. Tambahkan kapur tohor pada etanol dan biarkan selama semalam. Setelah itu didestilasi lagi hingga kadar etanolnya kurang lebih 99,5%.

2.5.6        PT Salim Ivomas Pratama Surabaya
            BPO dari filtrate tank dilewatkan melalui plate heater (E701) kemudian dialirkan menuju zorro box economizer (E702) untuk meningkatkan temperature dan diteruskan ke final heater. Proses pemanasan yang terjadi di E703 menggunakan steam yang dialirkan dari high pressure boiler(G701). Dari E703, BPO dialirkan menuju deodorizer tank (DEO701) untuk dilakukan proses deodorisasi yang berdaya vacuum kuat.

            Proses deodorisasi atau penyulingan juga dapat berfungsi untuk mengurangi kandungan FFA dari BPO. Kandungan FFA yang diharapkan sebesar  ± 0.03-0.05%. DEO701 terdiri dari beberapa tray atau palka yang dilengkapi dengan steam sparging untuk membantu proses penguapan pada proses deodorisasi. RBDPO yang bersuhu tinggi kemudian dialirkan menuju E702, dan terjadi cross dengan BPO. Dari E702, RBDPO dialirkan menuju heat exchanger (E001). Di dalam E001 terjadi cross antara RBDPO yang bersuhu tinggi dengan CPO yang bersuhu rendah sehingga suhu RBDPO menjadi turun sedangkan suhu CPO menjadi naik. Apabila suhu CPO daro E001 masih kurang dari ketentuan maka dipanaskan kembali dengan bantuan E002. RBDPO yang keluar dari E001 kemudian dialirkan menuju cooler (E704) dengan media pendinginnya berupa air. Penurunan suhu RBDPO yng keluar dari E704 kemudian dilewatkan bag filter(F701 dan F702) untuk memastikan bahwa RBDPO yang dihasilkan bersih dari kotoran. Setelah itu, RBDPO ditampung dalam tangki timbun atau dialirkan langsung ke proses fraksinasi.

            Hasil samping dari proses penyulingan yaitu berupa palm fatty acid destilate (PFAD) yang kemudian ditampung di intermediate tank (T703). Dari T703, PFAD dipompa menuju cooler (E705). Temperature di PFAD ±60-80°C. sebagian yang sudah berbentuk cair dialirkan kembali menuju DEO701 untuk menangkap atau mengkondensasi PFAD yang masih berbentuk uap atau gas dan sebagian lagi ditapung dalam tangki penyimpanan PFAD yang nantinya akan diekspor atau dijual kembali sebagai bahan baku sabun dan kosmetik. Dari proses deodorisasi terdapat tumpahan minyak yang masih mentah kemudian ditampung di tangki splash oil dan diproses kembali di dalam tangki T601







BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
Destilasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk pemurnian dan pemisahan larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik didih yang relatif jauh. Contoh jenis alat destilasi yaitu destilasi uap, destilasi air dan destilasi uap dan air. Cara kerja destilasi dibagi menjadi dua cara yaitu cara kerja destilasi basah dan cara kerja destilasi kering. Pada jurnal dijelaskan mengenai prosees reaktif destilasi yang merupakan proses dimana reaktan direaksikan dan komponen-komponen hasil langsung dipisahkan. Dengan proses reaktif destilasi dapat menghemat biaya investasi dan memperoleh kemurnian produk yang lebih tinggi. Beberapa senyawa yang selama ini sudah diproduksi dengan proses reaktif destilasi dan memberikan keuntungan yang cukup besar adalah Metil asetat dan Metyl Tertier Butyl Ether (MTBE). Pada jurnal dilakukan proses optimasi pada pembuatan senyawa dietil eter dengan proses reaktif distilasi. Tujuan penelitian pada jurnal adalah untuk mengoptimasi proses pembuatan  dietil eter dari etanol teknis dan asam sulfat dengan  proses reaktif distilasi secara batch. Alat destilasi telah banyak digunakan pada perusahaan besar.
Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan. Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah suatu komponen yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini terjadi proses kondensasi.Cara kerja kondensor adalah uap panas yang masuk ke kondensor dengan temperatur yang tinggi dan bertekanan yang merupakan hasil proses dari turbin. Kemudian uap panas masuk ke dalam Suction Pipe dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube, uap panas didinginkan dengan media pendingin air yang dialirkan melewati sisi luar tube, kemudian keluar melalui Discharge Pipe dengan temperatur yang sudah turun.
 Berikut adalah contoh perusahaan yang menggunakan alat destilasi pada proses produksinya antara lain UD. Tirta Kencana Nusantara, PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk., PTPN XI di PASA II Djatiroto, Lumajang dan PT Salim Ivomas Pratama Surabaya. Perusahaa tersebut menggunakan alat destilasi pada proses produksi produknya dengan jenis mesin destilasi yang berbeda-beda.

3.2  Saran
Dalam pembahasan yang disajikan perlu diperhatikan proses perawatan dalam mesin destilasi agar mesin dapat terjaga dengan baik. Sehingga masa pakai mesin destilasi dapat dipakai dalam jangka yang panjang. Perlu diadakannya pengembangan supaya tercapai konversi energi dengan sumber energi terbarukan ramah lingkungan.

























DAFTAR PUSTAKA

Irawan, Bambang. 2010. Tesis: Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi Dan Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Universitas Diponegoro. Semarang.
Kartika, D. (2011). Penerapan Supply Chain Management dalam Pengadaan Bahan Baku untukProduksi Etanol (Studi Kasus PTPN XI di PASA II Djatiroto, Lumajang). Skripsi Sarjana pada TIP. FTP Universitas Brawijaya Malang : tidak diterbitkan.
Newmark, Ann. 2000. Jendela Iptek Seri 7: Kimia. Balai Pustaka Jakarta. Jakarta.
Permatasari, Vitta Rizky. (2008). Teknologi Pemurnian Multi Proses (PMP) Pada Pengolahan Minyak Goreng Bimoli Di PT. Salim Ivomas Pratama Surabaya. Laporan Praktek Kerja Lapang TIP FTP Universitas Brawijaya Malang: tidak diterbitkan.
Rosa, S.E. (2012). Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) pada Proses Produksi Minyak Goreng di PT. SinarMas Agro Resourches and Technology (SMART) Tbk. Surabaya. Laporan Praktek Kerja LapangTIP FTP Universitas Brawijaya Malang : tidak diterbitkan.
Wahyudi. (2005). Analisis Proses Produksi Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Clove Leaf Oil) di UD. TirtaKencana Nusantara. Laporan Praktek Kerja Lapang TIP FTP Universitas Brawijaya Malang :tidak diterbitkan.
Widayat dan Satriadi, H. (2008). Optimasi Pembuatan Dietil Eter dengan Proses Reaktif Destilasi.Jurnal Reaktor Vol. 12 No. 1, hal. 7-11


0 komentar:

Posting Komentar