BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan
dalam bidang teknologi dewasa ini maju dengan pesat. Berbagai produk teknologi bermunculan setiap
tahunnya bahkan untuk industri elektronika, telekomunikasi mengalami
perkembangan yang sangat cepat. Penggunaan komputer sebagai salah satu
pendukung utama dalam kerja-kerja desain sangat membantu menghasilkan produk
yang inovatif.
Pada umumnya bahan baku teknik diperoleh dari alam yang bersumber dari
dalam perut bumi. Pengolahan bahan-bahan alam tersebut melibatkan berbagai
disiplin ilmu yang ada dalam bidang keteknikan. Bahan baku tersebut diolah
dengan berbagai teknologi sehingga dihasilkan dalam bentuk rod bar, billet,
plate dan sebagainya. Untuk proses pembentukan lanjut umumnya dilakukan dengan
menggunakan mesin-mesin perkakas.
Tuntutan yang
tinggi dalam industri manufakturing guna menghasilkan produk yang berkualitas
memicu para industriawan untuk memikirkan bagaimana cara menghasilkan produk
yang memiliki nilai kompetitif yang tinggi, ekonomis, dan handal, guna memenuhi
keinginan persaingan yang semakin tinggi dalam bidang manufakturing. Seringkali
bahan logam yang keras dihasilkan dari proses pengecoran logam, memiliki
kondisi permukaan yang kurang sesuai, tidak rata, dengan bentuk dan ukuran yang
diinginkan. Bahan logam tersebut memerlukan operasi lanjut guna membentuk
permukaannya agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Pembuatan
komponen-komponen automotif, pesawat aeroangkasa, peralatan medik memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi dan kondisi permukaan yang halus. Pembentukan
komponen-komponen tersebut untuk dalam jumlah yang massal dilakukan dengan
metode cetakan.
Operasi
pemesinan logam pada umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin-mesin perkakas.
Dalam dunia industri permesinan logam pada dasarnya terdiri atas dua konsep
dasar yaitu pemesinan tradisional dan non tradisional. Pada proses pemesinan
tradisional benda kerja yang dimesin umumnya menghasilkan sisa pemotongan yang
disebut dengan chip (serpihan). Proses ini umumnya menggunakan mesin-mesin
perkakas seperti mesin bubut, freis, bor, ketam, gergaji, gerinda, dan lain-lain.
Sedangkan pada
pemesinan non tradisional merupakan proses pembentukan logam tanpa menghasilkan
chip (serpihan). Dalam hal ini biasanya menggunakan mesin pemotongan laser,
wire cut, electro discharge machining (EDM), dan lain-lain. Makalah ini akan memaparkan tentang
mesin EDM dalam Teori Pemesinan.
A.
Sejarah EDM
Asal mula EDM (Electrical Discharge Machining) adalah
pada tahun 1770, ketika ilmuwan Inggris Joseph Priestly menemukan efek erosi dari
percikan arus listrik. Pada tahun 1943, ilmuwan Rusia B. Lazarenko dan N. Lazarenko
memiliki ide untuk memanfaatkan efek merusak dari percikan arus listrik untuk
membuat proses yang terkontrol untuk pemesinan secara elektrik bahan konduktif. Dengan
adanya ide tersebut, proses EDM telah lahir. Lazarenko bersaudara
menyempurnakan proses dengan cara menempatkan cairan
tidak konduktif di mana percikan listrik terjadi di antara dua
konduktor, cairan tersebut dinamakan dielektrik (dielectric).
Rangkaian listrik yang membuat peristiwa tersebut terjadi digunakan sebagai nama proses ini. Pada saat
ini telah banyak unit EDM yang digunakan lebih maju daripada
milik Lazarenko. Pada saat ini ada dua macam mesin EDM
yaitu: EDM konvensional (Biasanya disebut Sinker EDM atau Ram
EDM) dan Wire EDM.
B.
Pengertian
Electrical Discharge Machine (EDM)
Gambar 1. Mesin EDM
Electrical Discharge Machine (EDM) merupakan mesin produksi non konvensional yang memanfaatkan konversi
listrik dan panas, dimana energi listrik digunakan untuk memunculkan loncatan
bunga api (spark) dan proses pemakanan material terjadi akibat energi panas
yang ditimbulkan dari bunga api tersebut. Proses EDM merupakan proses
pengerjaan material yang dikerjakan dengan memanfaatkan loncatan
bunga api listrik (spark) yang terjadi pada
celah diantara elektroda dan benda
kerja. Loncatan bunga api tersebut terjadi
tidak kontinu, akan tetapi timbul secara periodik terhadap waktu. Dalam EDM
tidak ada proses kontak dan gaya pemotongan
antara pahat dan material
benda kerja. Hal ini mengakibatkan tidak
adanya tegangan, chatter, dan masalah getaran seperti yang pasti terjadi pada
proses pemesinan tradisional. Karena EDM tidak menimbulkan tegangan
mekanik selama proses maka akan
menguntungkan pada manufaktur benda kerja dengan bentuk yang rumit.
EDM juga disebut metode pemesinan yang dasarnya digunakan untuk logam keras
atau logam-logam yang tidak mungkin dapat diolah dengan menggunakan metode
tradisional. Suatu batasan yang
penting bahwa EDM hanya bekerja untuk benda-benda yang dapat
dialiri listrik atau benda-benda konduktif. EDM dapat memotong sudut kecil atau
sudut dengan bentuk tak beraturan, garis tak beraturan atau
lubang/rongga pada logam berat dan logam
mulia seperti titanium, hastelloy, kovar,
inconel, dan carbide. Selain itu Mesin ini dapat melakukan beberapa
pengerjaan seperti menyisipkan, memotong, dan menggerinda.
C.
Bagian-Bagian
Electrical Discharge Machine
Proses
EDM dilakukan dengan sebuah sistem yang
mempunyai dua komponen pokok yaitu mesin dan power supply.
Gambar 2.Power Supply dan Mesin EDM
Gambar 3. Bagian-Bagian Mesin
EDM
Keterangan :
1.
Meja mesin
EDM
Meja Mesin digunakan sebagai
tempat dudukan mesin EDM.
2.
Benda Kerja
3.
Cairan Dielektrik
Merupakan fluida pendingin dan
pembersih kotoran benda kerja.
Dielektrikum Pada mesin EDM adalah oli encer, karena tingkat erosi dan perbedaan
potensialnya jauh lebih tinggi dari pada mesin wire cut. Dielektrikum pada EDM
hendaknya memenuhi beberapa syarat :
a. Aman
terhadap operator, tidak merusak kulit, tidak menghasilkan asap, ataupun bau.
b. Tidak
mengganggu kinerja mesin.
c. Mendukung
pemakanan material banyak, dan tingkat keausan elektroda kecil.
d. Dapat
disaring.
e. Awet
(mutunya tidak mudah turun).
4.
Elektroda
Merupakan pahat
yang digunakan untuk menghantarkan tegangan listrik dan
mengerosi benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan. Dalam operasi pemesinan EDM, elektroda merupakan alat yang digunakan untuk
memotong atau membuang benda kerja. Elektroda ini memiliki bentuk yang
berlawanan dengan bentuk bahan benda kerja yang dikehendaki. Bahan untuk elektroda
mesti memiliki ciri-ciri yang khas untuk memastikan kemampuan yang lebih besar
semasa proses pemesinan.
Ciri-ciri khas tersebut antara lain:
a. Memiliki
titik lebur yang tinggi dan penghantar listrik yang baik.
b.
Mudah dibentuk
dengan biaya yang ekonomis.
c.
Tidak terjadi
perubahan bentuk selama proses pengikisan berlangsung.
d.
Menghasilkan
kadar pengikisan benda kerja yang effisien.
Pemilihan bahan untuk elektroda
bergantung kepada beberapa kriteria dalam penggunaan pemesinan yaitu : metode
pembuatan, machinability, harga dan batasan ukuran. Bahan yang biasa digunakan
untuk elektroda adalah grafit, tembaga-tungsten, tembaga-grafit, perunggu dan baja.
Pemilihan bahan dan desain elektroda adalah penting untuk menghindari lubang
atau pemotongan yang runcing dan pengikisan pada bahan elektroda. Kedua
masalah tersebut akan menyebabkan kesukaran untuk mendapatkan toleransi ukuran
yang diinginkan. Solusi dalam menghadapi masalah
tersebut adalah dengan menggunakan lebih dari satu elektroda, dimana elektroda
pertama digunakan untuk pemesinan kasar dan elektroda kedua untuk menghaluskan
permukaan benda kerja.
5.
Kepala Mesin
Sebagai tempat pahat dan
komponen utama dari mesin EDM.
6.
Kapasitor
Kapasitor berfungsi
untuk menyimpan energi listrik yang akan
dilepaskan pada proses pengerjaan benda kerja.
7.
Generator
arus pulsa
8.
Voltmeter
Voltmeter digunakan
untuk mengukur beda potensial pada rangkaian mesin.
9.
Amperemeter
Amperemeter
digunakan untuk mengukur besar arus yang mengalir pada mesin
D. Macam-Macam Electrical Discharge Machine
Pada umumnya terdapat dua jenis
mesin EDM antara lain:
1.
EDM Konvensional /Stempel EDM /Sinker EDM/ Ram EDM
Gambar 4.
Stempel EDM
Stempel EDM sering juga
disebut sebagai tipe rongga EDM atau volume. Stempel EDM terdiri dari elektroda
dan benda kerja yang terendam dalam cairan isolasi seperti, minyak atau lebih
jarang cairan dielektrik lainnya.
Elektroda dan benda kerja yang
terhubung ke catu daya yang sesuai dan listrik menghasilkan potensial listrik
antara dua bagian. Sebagai elektroda mendekati benda kerja, dielektrik
kerusakan terjadi di dalam cairan plasma membentuk saluran dalam percikan kecil
melompat.
Bunga api ini biasanya
menyerang satu per satu kali karena sangat kecil kemungkinannya bahwa lokasi
yang berbeda dalam ruang antar elektroda sangat identik dengan karakteristik
listrik lokal yang memungkinkan percikan terjadi secara bersamaan di semua
lokasi tersebut.
Bunga api ini terjadi dalam
jumlah besar di lokasi acak antara elektroda dan benda kerja sebagai dasar
logam terkikis dan celah elektroda kemudian meningkat. Elektroda di turunkan
secara otomatis oleh mesin sehingga proses dapat terus berlanjut tanpa
gangguan. Beberapa ratus ribu bunga api terjadi perdetik dalam proses ini
dengan siklus yang sebenarnya, dengan hati-hati di kendalikan oleh parameter
setup.
Gambar 5. Contoh
Pengerjaan Stempel
Pengendalian ini biasanya
dikenal dengan sebutan tepat waktu dan off time yang
didefinisikan secara literatur waktu yang lebih lama menghasilkan rongga yang
lebih mendalam untuk menciptakan siklus kasar pada benda kerja. Off time adalah
periode waktu yang satu percikan digantikan oleh yang percikan yang lain.
Off time yang lebih panjang misalnya, memungkinkan dielektrik disiram
cairan melalui nosel untuk membersihkan puing-puing terkikis, sehingga
menghindari hubungan pendek. Pengaturan ini dapat dipertahankan dalam mikro
detik. Bagian geometri yang khas adalah bentuk 3D yang kompleks sering kali
dengan kecil atau berbentuk sudut aneh, Vertikal, orbital, vectorial, terarah,
heliks, kerucut, rotasi, berputar dan pengindeksan siklus pemesinan juga
digunakan.
Gambar 6. Proses EDM Konvensional, RAM EDM
Proses EDM pada dasarnya digunakan oleh alat
pencetak dan industri, namun proses ini telah menjadi metode yang biasa dipakai
untuk membuat prototip dan produksi bagian-bagian mesin, terutama di ruang angkasa,
industri mobil, dan industri elektronik dengan kuntitas produksi yang cukup
rendah.
2.
Wire EDM
Gambar 7. Wire EDM
Wire Cutting EDM
adalah jenis permesinan EDM dengan menggunakan
sebuah kawat kecil sebagai pahat, kemudian memakan
benda kerja yang diberi cairan dielektrik. Wire-Cut EDM
secara khusus digunakan untuk memotong benda kerja yang tebal
dari bahan yang keras. Hal ini sangat sulit
dikerjakan dengan menggunakan metode permesinan yang lain.
Gambar 8. Proses Wire Cut EDM
Bahan kawat yang digunakan pada wire
cut ini biasanya tembaga atau kuningan, Akan
tetapi pada akhir-akhir ini kecepatan potong Wire
EDM telah bertambah tinggi, sehingga lebih ekonomis bila menggunakan
elektrode graphite. Graphite angstrofine yang berstruktur
padat dapat melakukan pemotongan dua kali lebih
cepat daripada jenis graphite yang lain.
Kawat yang dilapisi seng juga dapat meningkatkan
kecepatan proses EDM dari elektrode ini.
Hal ini memungkinkan arus EDM diprogram untuk memotong arus yang tak
beraturan dan juga yang beraturan. Wire-cut menggunakan air
sebagai pengantar arusnya dengan penghambat air dan partikel-partikel elektrik
lain yang dikontrol oleh penyaring (filters) dan unit de-ionizer.
Jenis-jenis Wire EDM adalah sebagai berikut :
a.
Copper Wire
Kawat ini terbuat dari tembaga murni dan digunakan
dalam tahap awal pada proses EDM. Ciri-ciri :
1)
Kekuatan
tarik rendah, tingkat elongasi tinggi, tingkat kerusakan yang berlebihan.
2)
Kondisi
Flushing miskin akibat penguapan temperatur tinggi.
3)
Kecepatan
pemrosesan lambat karena konduktivitas yang tinggi.
4)
Pencairan
lambat dan efisiensi rendah karena panas yang diserap oleh kawat bukan
pekerjaan sepotong.
b.
Brass Wire
Mempunyai ciri-ciri :
1)
Rasio Alloy
tembaga dan seng 65/35 – 63/37, kekuatan tarik 50,000-145,000 psi.
2)
Kekuatan
tarik tinggi dibandingkan dengan kawat tembaga.
3)
Flushing
dapat berjalan dengan sempurna karena rendahnya suhu penguapan.
4)
Wires dengan
beberapa jumlah Aluminium atau Titanium memiliki kekuatan tarik tinggi, tetapi
efisiensi pembilasan yang memburuk.
c.
Zn Coated
Brass Core Wire
Kawat dengan
ketebalan seng konstan yang dilapisi pada permukaan kawat kuningan.
d.
Zn Diffusion
annealed Bruss Core wire
Kawat berlapis seng yang terdapat pada permukaan kawat kuningan dan
mendapatkan panas membuat seng yang akan dilapisi meleleh dan harus terpasang
erat pada kawat kuningan. Seng biasanya digunakan sebagai bahan coating dan
paduan, untuk meningkatkan kecepatan pemotongan dan untuk mengurangi
kemungkinan kerusakan. Seng meningkatkan efisiensi pembilasan dengan temperatur
penguapan yang rendah dibandingkan dengan kuningan. Coated atau seng anil
difusi melakukan peran melindungi kuningan, jadi kemungkinan kerusakan kawat
secara drastis menurun.
E.
Karakteristik
Electrical Discharge Machine
Berikut adalah beberapa ciri atau karakteristik
dari Electrical Discharge Machining:
1.
Proses
pemakanan dapat dilakukan oleh mesin dengan
material apapun yang digolongkan ke dalam material penghantar listrik (konduktor).
2.
Sisa
material terbuang yang dihasilkan bergantung
pada sifat termal dari benda kerja, misalnya dari kekuatan bahan
tersebut, kekerasan bahan, dan sebagainya.
3.
Dalam
EDM terdapat pahat fisik dan bentuk
geometri dari pahat tersebut merupakan bentuk cetakan dari benda
kerja yang hendak dibuat.
4.
Pahat
dari EDM harus memenuhi sifat material sebagai konduktor yang baik, bahkan harus lebih kuat
dan awet daripada benda kerja yang nantinya akan dibuat.
Untuk itu, perlu dipahami sifat
termal baik dari benda kerja maupun pahat yang
digunakan.
F. Prinsip Kerja
Material removal yang berupa erosi terjadi
akibat adanya loncatan bunga api listrik diantara elektroda dan benda kerja
dalam cairan dielektric. Loncatan bunga api listrik terjadi apabila beda
tegangan antara pahat dan benda kerja melampaui “break down voltage”
celah dielektrik. Break down voltage bergantung pada :
1.
Jarak
terdekat antara elektroda (pahat) dengan benda kerja.
2.
Karakteristik
tahanan dari cairan dielectric.
3.
Tingkat
kotoran pada celah diantara elektroda dengan benda kerja.
4.
Jenis
elektroda yang digunakan
G.
Siklus Kerja
EDM
Mengetahui tentang apa yang terjadi di antara elektrode dan
benda kerja dapat sangat membantu operator EDM dalam banyak hal. Pengetahuan dasar teori
EDM dapat membantu dalam memecahkan masalah yang timbul (troubleshooting),
misalnya dalam hal pemilihan kombinasi benda kerja/elektrode dan pemahaman
mengapa pengerjaan yang bagus untuk satu benda kerja tidak selalu berhasil untuk yang
berikutnya. Deskripsi berikut ini menjelaskan tentang kombinasi apa yang telah
diketahui dan apa yang telah ada dalam teori tentang proses EDM.
Pada saat ini beberapa teori tentang bagaimana EDM bekerja telah
mengalami kemajuan selama beberapa tahun, sebagian besar mendukung model thermoelectric. Sembilan
ilustrasi berikut menunjukkan tahap demi tahap apa yang telah diyakini terjadi selama
satu siklus EDM. Gambar di sebelahnya menunjukkan harga relatif dari tegangan dan arus
pada titik yang diambil.
Gambar 9. Siklus awal EDM
Pada proses awal EDM (Gambar) elektrode
yang berisi tegangan listrik didekatkan ke benda kerja (elektrode positif mendekati benda
kerja/turun). Di antara dua elektrode ada minyak isolasi (tidak menghantarkan arus
listrik), yang pada EDM dinamai cairan dielectric. Walaupun cairan dielektrik
adalah sebuah isolator yang bagus, beda potensial
listrik yang cukup besar menyebabkan cairan membentuk partikel yang bermuatan,
yang menyebabkan tegangan listrik melewatinya dari elektrode ke benda kerja.
Dengan adanya graphite dan partikel logam yang tercampur ke cairan dapat membantu
transfer tegangan listrik dalam dua cara: partikel-partikel (konduktor)
membantu dalam
ionisasi minyak dielektrik dan membawa tegangan listrik secara langsung, serta
partikel-partikel dapat mempercepat pembentukan tegangan listrik dari cairan.
Daerah yang memiliki tegangan listrik paling kuat adalah pada
titik di mana jarak antara elektrode dan benda kerja paling dekat, seperti pada titik
tertinggi yang terlihat di gambar. Grafik menunjukkan
bahwa tegangan (beda potensial) meningkat, tetapi arusnya nol.
Gambar 10. Siklus EDM
Ketika jumlah partikel bermuatan meningkat, sifat isolator dari
cairan dielektrik
menurun sepanjang tengah jalur sempit pada bagian terkuat di daerah tersebut. Tegangan
meningkat hingga titik tertinggi tetapi arus masih nol.
Gambar
11. Siklus EDM
Arus mulai muncul ketika cairan berkurang sifat isolatornya
menjadi yang
paling kecil. Beda tegangan mulai menurun.
Gambar
12. Siklus EDM
Panas muncul secara cepat ketika arus listrik meningkat dan
tegangan terus
menurun drastis. Panas menguapkan sebagian cairan, benda kerja, dan elektrode, serta
jalur discharge mulai terbentuk antara elektrode dan benda kerja.
Gambar
13. Siklus EDM
Gelembung uap melebar ke samping, tetapi gerakan melebarnya dibatasi
oleh kotoran-kotoran ion di sepanjang jalur discharge. Ion-ion tersebut
dilawan oleh
daerah magnet listrik yang telah timbul. Arus terus meningkat dan tegangan
menurun.
Gambar 14. Siklus EDM
Sebelum berakhir, arus dan tegangan menjadi stabil, panas dan tekanan
di dalam gelembung uap telah mencapai ukuran maksimal, dan sebagian logam telah
dihilangkan. Lapisan dari logam di bawah kolom discharge pada kondisi
mencair, tetapi
masih berada di tempatnya karena tekanan dari gelembung uap. Jalur discharge
sekarang berisi plasma dengan suhu sangat tinggi, sehingga
terbentuk uap logam, minyak dielektrik, dan karbon pada saat arus lewat dengan
intensif melaluinya.
Gambar
15. Siklus EDM
Pada akhirnya, arus dan tegangan turun menjadi nol. Temperatur turun
dengan cepat, tabrakan gelembung dan menyebabkan logam yang telah dicairkan lepas
dari benda kerja.
Gambar 16.
Siklus EDM
Cairan dielektrik baru masuk di antara elektrode dan benda
kerja, menyingkirkan
kotoran-kotoran dan mendinginkan dengan cepat permukaan benda kerja. Logam
cair yang tidak terlepas membeku dan membentuk lapisan baru hasil pembekuan (recast
layer) .
Gambar
17. Siklus EDM
Logam yang terlepas membeku dalam bentuk bola-bola kecil menyebar
di cairan dielektrik bersama-sama dengan karbon dari elektrode. Uap yang masih ada
naik menuju ke permukaan. Tanpa waktu putus yang cukup, kotoran-kotoran yang
terbentuk akan terkumpul membentuk percikan api yang tidak stabil. Situasi
tersebut dapat
membentuk DC arc, yang mana dapat merusak elektrode dan benda kerja. Urutan
waktu ON/OFF adalah satu siklus EDM yang dapat diulang sampai ribuan kali per
detik. Penjelasan di atas hanyalah satu siklus yang muncul pada satu waktu tertentu.
Apabila siklus tersebut dipahami maka akan dapat dikendalikan jangka waktu dan
intensitas dari pulsa ON/OFF yang membuat EDM bekerja dengan baik.
H.
Proses Kerja
pada Electrical Discharge Machine
Elektroda yang berisi tegangan
listrik didekatkan ke benda kerja (elektrode positif mendekati benda
kerja/turun). Di antara dua elektrode terdapat minyak isolasi (tidak
menghantarkan arus listrik), yang pada EDM di namakan cairan dielektrik.
Meskipun cairan dielektrik
adalah sebuah isolator yang bagus, beda potensial listrik yang cukup besar
menyebabkan cairan membentuk partikel yang bermuatan, yang menyebabkan tegangan
listrik melewatinya dari elektrode ke benda kerja.
Dengan adanya graphite dan
partikel logam yang tercampur ke cairan dapat membantu transfer tegangan
listrik dengan cara partikel-partikel (konduktor) membantu dalam ionisasi
minyak dielektrik dan membawa tegangan listrik secara langsung, serta
partikel-partikel dapat mempercepat pembentukan tegangan listrik dari cairan.
Daerah yang memiliki tegangan listrik paling kuat adalah pada titik di mana
jarak antara elektrode dan benda kerja paling dekat.
Ketika jumlah
partikel bermuatan meningkat, sifat isolator dari cairan dielektrik menurun
sepanjang tengah jalur sempit pada bagian terkuat di daerah tersebut. Tegangan
meningkat hingga titik tertinggi tetapi arus masih nol. Partial discharge
adalah peristiwa pelepasan / loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu
bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya
beda potensial yang tinggi dalam isolasi tersebut. Partial discharge dapat
terjadi pada bahan isolasi padat, bahan isolasi cair maupun bahan isolasi gas.
Mekanisme kegagalan pada bahan isolasi padat meliputi kegagalan asasi
(intrinsik), elektro mekanik, streamer, thermal dan kegagalan erosi. Kegagalan
pada bahan isolasi cair disebabkan oleh adanya kavitasi, adanya butiran pada
zat cair dan tercampurnya bahan isolasi cair. Pada bahan isolasi gas mekanisme
townsend dan mekanisme streamer merupakan penyebab kegagalan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kegagalan
isolasi ini berkaitan dengan adanya Partial discharge. Partial discharge yang
terjadi pada sebuah void menyebabkan penurunan kualitas isolasi.
Proses pengerjaan dengan EDM dapat dikelompokkan secara garis besar ke
dalam bentuk-bentuk proses sebagai berikut :
1.
Sinking Procces
a.
Driling
b.
Die sinking
2. Cutting process
a. Slicing dengan pahat yang berupa keping yang diputar.
b. Slicing dengan pahat yang berupa pita metal.
c. Cutting dengan pahat yang berupa kawat (wirecut)
3.
Grinding procces :
a.
External grinding
b.
Internal grinding
c.
Gerinda
permukaan atau gerinda bentuk.
Proses EDM harus
dilakukan dalam suatu media fluida dielektrik, yang merupakan penghantar untuk
setiap pelepasan muatan listrik (discharge) karena fluida akan menjadi
terionisasi di dalam celah. Pelepasan muatan listrik dihasilkan oleh catu daya
listrik arus searah yang dihubungkan dengan benda kerja dan elektrode.
Gambar 18. Celah
Antara Elektrode Perkakas dan Benda Kerja
Pelepasan muatan listrik
terjadi pada dua permukaan yang terdekat. Ionisasi fluida dielektrik pada
lokasi tersebut merupakan penghantar untuk pelepasan muatan. Pada daerah tempat
terjadinya pelepasan muatan listrik tersebut akan timbul panas dengan temperatur
sangat tinggi sehingga bagian kecil permukaan benda kerja secara tiba-tiba
menjadi lebur dan terlepas. Aliran fluida kemudian membersihkan partikel kecil
(serpihan) tersebut. Melepasnya bagian kecil dari permukaan benda kerja
menyebabkan jarak dari elektrode perkakas menjadi lebih jauh, sehingga bagian
lain yang lebih dekat akan mengalami proses yang sama dengan sebelumnya.
Demikian seterusnya sampai semua daerah mengalami pengurangan yang sama.
Walupun pelepasan muatan listrik secara individual melepaskan bagian demi
bagian dari bendakerja, tetapi hal ini terjadi ratusan bahkan ribuan kali per
detik sehingga pengikisan secara bertahap akan terjadi pada semua bagian
permukaan dalam daerah celah tersebut.
Dua variabel proses utama
dalam EDM adalah arus dan frekuensi pelepasan muatan listrik. Bila salah
satu parameter ini meningkat, maka laju pelepasan material juga akan meningkat.
Kekasaran permukaan juga dipengaruhi oleh arus dan frekuensi. Permukaan akhir
yang paling baik dihasilkan dalam EDM dengan pengoperasian pada
frekuensi yang tinggi dan arus pelepasan muatan listrik yang rendah.
Gambar 19. Penyelesaian Permukaan
dalam EDM sebagai Fungsi Arus
Pelepasan Muatan dan Frekuensi Pelepasan Muatan
Karena perkakas memberikan penetrasi pada benda kerja, maka
ini berarti telah terjadi proses pemesinan lubang pada benda kerja diluar
ukuran perkakas (perkakas tidak menyentuh benda kerja).
Jarak antara perkakas dengan bendakerja pada saat pemesinan lubang terjadi disebut
overcut.
Gambar 20. Overcut
sebagai Fungsi Arus dan Frekuensi
Perlu dicatat bahwa temperatur
bunga api yang tinggi tidak hanya menyebabkan meleburnya bendakerja tetapi juga
melebur perkakas, sehingga akan terjadi rongga kecil pada permukaan yang
berhadapan dengan rongga yang dihasilkan pada bendakerja. Keausan perkakas
biasanya diukur sebagai rasio antara material yang dilepaskan pada bendakerja
dengan material yang dilepaskan pada perkakas. Rasio ini berkisar antara 1,0
sampai 100 atau sedikit di atasnya, tergantung pada kombinasi material
bendakerja dengan material elektrode perkakas.
Pemotongan kabel pelepasan
muatan listrik (EDWC) sering disebut EDM kabel, adalah bentuk khusus
pemesinan pelepasan muatan listrik yang menggunakan kabel berdiameter kecil
sebagai elektrode untuk memotong benda kerja. Proses pemotongan dalam EDM
kabel dilakukan dengan energi termal dari pelepasan muatan listrik antara kabel
elektrode dan bendakerja. Kendali numerik digunakan untuk mengendalikan gerakan
bendakerja selama pemotongan. Pada saat pemotongan, kabel secara kontinu
digerakkan dari satu penggulung ke penggulung yang lain agar elektrode ke benda
kerja selalu dalam keadaan baru dengan diameter konstan, sehingga celah
pemotongan yang dihasilkan tetap sama selama proses berlangsung. Seperti pada EDM,
EDM kabel harus dilakukan dalam media dielektrik. Hal ini dilakukan
dengan nosel yang diarahkan pada antarmuka (interface) perkakas dan
bendakerja, atau dengan memendam bendakerja dalam bak dielektrik.
Gambar 20. Pemotongan Kabel Pelepasan
Muatan Listrik
Diameter kabel berkisar
dari 0,003 hingga 0,012 in. (0,076 hingga 0,30 mm), tergantung pada lebar
potongan yang diinginkan. Material yang digunakan untuk kabel adalah kuningan,
tembaga, tungsten, dan molibdenum. Fluida dielektrik yang digunakan adalah air atau
oli yang telah dideionisasi. Seperti pada EDM, pada EDM kabel
juga terjadi overcut yang membuat celah potong (kerf) lebih lebar
daripada diameter kabel, seperti ditunjukkan dalam gambar 11. Overcut
ini berkisar dari 0,0008 hingga 0,002 in. (0,020 hingga 0,051 mm).
I. Perhitungan
pada EDM
Untuk mengetahui kecepatan
pemakanan material atau Material Removal Rate (MRR), maka perhitungan dilakukan
dengan rumus berikut:
Keterangan:
Volume =
panjang x lebar x tinggi (mm3)
Waktu =
Waktu proses EDM (min)
Untuk mengetahui keausan
pahat, dengan mengukur massa elektroda yang hilang selama proses, yang
merupakan selisih massa sebelum dan setelah digunakan. Perhitungan dilakukan
dengan rumus berikut:
Keterangan:
M1 = Massa elektroda sebelum proses
M2 = Massa elektroda setelah proses
M aus =
Massa elektroda yang hilang selama proses
T
= Waktu selama proses EDM (min)
Perhitungan
overcut dan efek ketirusan yaitu:
Overcut (Oc) : d2-d0 / 2
Keterangan:
d0 = diameter luar dari pahat (elektroda)
α = {(d2/2)-(d1/1)}/h = (r2-r1)/h
α = arc tan (r2-r1) / h
Keterangan:
d1
= diameter minimum dari tapering yang terjadi
d2 =
diameter maksimum dari tapering yang terjadi
h =
ketebalan lubang pada tapering yang terjadi pada benda kerja
J.
Perkembangan
Penggunaan EDM
EDM telah berkembang bersama dengan Mesin Bubut,
Mesin Frais, dan Mesin Gerinda sebagai teknologi yang terdepan. EDM terkenal dalam hal kemampuannya
untuk membuat bentuk kompleks pada logam-logam yang
sangat keras. Penggunaan yang umum untuk Mesin EDM adalah dalam pemesinan dies, perkakas potong, dan cetakan (molds) yang terbuat dari baja
yang telah dikeraskan, tungsten carbide, high speed steel, dan material yang lain yang tidak mungkin
dikerjakan dengan cara tradisional (penyayatan). Proses
ini juga telah memecahkan banyak masalah pada pembuatan bahan ”exotic”, seperti Hastelloy,
Nitralloy, Waspaloy and Nimonic, yang digunakan secara
luas pada industri-industri pesawat ruang angkasa.
Gambar 21.
Komponen Satelit
Bagian mesin yang mengandung ukuran-ukuran
kompleks dan dinding tipis. Komponen satelit ini dikerjakan menggunakan Wire
Cut EDM dari bentuk solid CAL-4V Titanium, dikerjakan oleh
Numerical Precision, Inc., Wheeling, Illinois
Dengan telah ditemukannya teknologi yang maju tentang keausan
elektrode, ketelitian dan kecepatan, EDM telah mengganti proses pemotongan
logam yang lama pada beberapa aplikasi. Faktor lain yang menyebabkan
berkembangnya penggunaan EDM adalah kemampuannya mengerjakan bentuk tipis, khususnya
dalam pengerjaan ketinggian dan ketirusan. EDM yang menggunakan kawat (Wire EDM)
dapat membelah dengan ketinggian 16 inchi (sekitar 400 mm), dengan kelurusan ±
0,0005 inchi (± 0,0125 mm) tiap sisi. Pada waktu yang lalu,
EDM digunakan terutama untuk membuat bagian-bagian mesin
yang sulit dikerjakan dengan proses konvensional. Pertumbuhan penggunaan EDM pada
sepuluh tahun terakhir menempatkan proses pembuatan komponen dirancang menggunakan
EDM terlebih dahulu, sehingga EDM bukanlah pilihan terakhir, tetapi
pilihan yang
pertama.
Proses EDM telah berubah. Perusahaan-perusahaan yang menggunaan
EDM juga sudah
berubah. Perubahan yang sangat berarti adalah:
1.
Lebih cepat.
2.
Lebih otomatis.
3.
Mesin lebih mudah
diprogram dan dirawat.
4.
Lebih akurat ukurannya.
5.
Dapat menggunakan kawat
dengan diameter yang lebih kecil pada mesin Wire EDM.
6.
Menurunkan biaya
operasional. Harga mesin menjadi lebih murah.
7.
Dapat menghasilkan
permukaan yang lebih halus.
8.
Dapat menyayat karbida
tanpa ada cacat ketika menggunakan Wire EDM dan Ram EDM.
9.
Gerakan kawat EDM dan
putaran benda kerja dapat dilakukan secara simultan.
10. Ram EDM tidak memerlukan
pembersih benda kerja lain.
11. EDM lebih efektif pada kondisi pembersihan benda kerja dengan
tingkat kesulitan tinggi.
12. EDM lebih mudah digunakan. Waktu untuk pelatihan dan pemrograman
lebih singkat.
K.
Penggunaan EDM
Penjelasan berikut merupakan ringkasan dari karakteristik yang
mengharuskan penggunaan EDM. Disarankan menggunakan EDM jika bentuk benda kerja sebagai
berikut.
1.
Dinding yang sangat tipis.
2.
Lubang dengan diameter
sangat kecil.
3.
Rasio ketinggian dan
diameter sangat besar.
4.
Benda kerja sangat kecil.
5.
Sulit dicekam.
Disarankan menggunakan EDM jika
material benda kerja:
1.
Keras.
2.
Liat.
3.
Meninggalkan sisa
penyayatan.
4.
Harus mendapat perlakuan
panas.
Disarankan menggunakan EDM untuk
mengganti proses meliputi:
1.
Pengaturan/setup berulang,
bermacam-macam pengerjaan, bermacam-macam proses pencekaman
benda.
2.
Broaching.
3.
Stamping yang prosesnya cepat, (lihat Gambar 22.)
Gambar 22.
Proses Stamping
Disarankan menggunakan EDM ketika
beberapa alasan berikut.
1.
Jam kerja 24 jam dengan
hanya satu shift operator.
2.
Memerlukan proses yang
tidak mementingkan perhatian khusus dari pekerja secara intensif.
EDM tidak dipengaruhi oleh kekerasan bahan benda kerja, sehingga
sangat bermanfaat bila digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan kekerasan di
atas 38 HRc. Bahan tersebut meliputi baja yang telah dikeraskan, Stellite and
Tungsten Carbide. Karena proses EDM menguapkan material sebagai ganti penyayatan,
kekerasan dari benda kerja bukan merupakan faktor penting. Maka dari itu mesin Wire EDM
dan Ram EDM digunakan untuk membuat bentuk komplek dies dan perkakas potong
dari material yang amat keras. Bagian lain yang hanya bisa dikerjakan dengan EDM adalah
kemampuannya membuat sudut dalam (internal corners) yang runcing.
Pemesinan konvensional tidak mungkin mengerjakan kantong dengan pojok runcing, yang bisa
dicapai adalah radius minimal sekitar 1/32 inchi yang paralel dengan sumbu pahat.
Jenis pengerjaan dan ukuran minimal yang dapat dicapai oleh EDM dapat dilihat pada
Tabel 1.
Jenis Pengerjaan
|
Wire EDM
|
Ram EDM
|
Radius
dalam
|
0,0007"
(0,0175 mm)
|
0.001"
(0,025 mm)
|
Radius
luar
|
Runcing
|
Runcing
|
Dimeter Lubang
|
0,0016"
(0,04 mm)
|
0.0006"
(0,04 mm)
|
Lubang
alur
|
0,0016"
(0,04 mm)
|
0.0004"
(0,01 mm)
|
Tabel 1. Ukuran
minimal beberapa jenis pengerjaan dengan EDM
Maka dari itu EDM digunakan untuk mengerjakan klep (valves)
pengukur bahan bakar, komponen printer, cetakan, dan perbaikan cetakan.
L.
Pemilihan Elektrode
Fungsi elektrode adalah menghantarkan tegangan listrik dan
mengerosi benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan. Bahan elektrode yang berbeda
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap proses pemesinan. Beberapa akan
menghilangkan benda kerja secara efisien tetapi keausannya tinggi, elektrode yang
lain memiliki keausan rendah tetapi kemampuan menghilangkan material benda kerja sangat
lambat. Ketika memilih bahan elektrode dan merencanakan cara pembuatannya, faktor-faktor
berikut harus diperhitungkan:
1.
Harga bahan elektrode.
2.
Kemudahan
pembuatan/membentuk elektrode.
3.
Jenis dari hasil yang
diinginkan (misalnya kehalusan).
4.
Besaran keausan elektrode.
5.
Jumlah elektrode yang
diperlukan untuk menyelesaikan sebuah benda kerja.
6.
Kecocokan jenis elektrode
dengan jenis pengerjaan.
7.
Jumlah lubang penyemprot (flushing
holes), jika diperlukan.
Bahan elektrode dibagi menjadi dua macam, yaitu: logam dan graphite.
Pada saat ini ada lima macam elektrode, yaitu: kuningan (brass),
Tembaga (copper), Tungsten, Seng (zinc),
dan Graphite. Selain itu, beberapa elektrode dikombinasikan dengan logam yang lain
agar dapat digunakan secara efisien, yaitu:
1.
kuningan dan seng,
2.
tembaga dan tellurium,
3.
tembaga, tungsten dan
perak, serta
4.
graphite dan tembaga.
Pada awalnya, kuningan digunakan sebagai elektrode walaupun
keausannya tinggi. Akhirnya, pengguna EDM menggunakan tembaga dan paduannya untuk
meningkatkan rasio keausan. Masalah yang muncul dengan tembaga adalah karena
titik cairnya sekitar 1.085° C, padahal temperatur percikan api pada celah elektrode
dan benda kerja mencapai 3.800° C. Titik lebur tembaga yang rendah menyebabkan
keausan yang terlalu tinggi dibandingkan dengan bagian benda kerja yang bisa
dihilangkan. Penelitian menunjukan bahwa elektrode graphite memiliki
laju yang lebih besar dalam menghilangkan bagian benda kerja dibandingkan dengan keausannya
sendiri. Graphite tidak mencair di celah elektrode, pada sekitar temperatur 3.350°
C berubah dari bentuk padat menjadi gas. Karena graphite lebih tahan panas di
celah elektrode dibandingkan dengan tembaga, untuk sebagian besar pengerjaan EDM lebih
efisien menggunakannya. Tungsten memiliki titik
lebur setara dengan graphite, akan tetapi tungsten sangat sulit dibentuk/dikerjakan
dengan mesin. Tungsten digunakan sebagai
pengerjaan awal, biasanya berbentuk tabung atau ruji
untuk lubang-lubang dan lubang kecil proses gurdi.
Elektrode logam biasanya yang terbaik untuk pengerjaan EDM bagi
material yang memiliki titik lebur rendah seperti: aluminum, copper dan
brass. Untuk pengerjaan baja dan paduannya, elektrode
graphite lebih disarankan. Prinsip umum dalam pemilihan elektrode
adalah: elektrode logam untuk benda kerja atau paduan yang memiliki titik lebur
rendah, dan elektrode graphite untuk yang memiliki titik lebur tinggi.
Hal tersebut dengan pengecualian untuk pengerjaan tungsten, cobalt,
and molybdenum. Elektrode logam seperti tembaga sangat direkomendasi karena frekuensi yang
lebih tinggi diperlukan untuk mengerjakan benda kerja tersebut.
Tembaga sebagai elektrode memiliki keuntungan lebih dibandingkan
graphite, karena bentuk keausan ketika digunakan (discharge-dressing)
lebih baik. Elektrode ini setelah digunakan mengerjakan
satu benda kerja, sesudahnya dapat digunakan lagi untuk proses pengerjaan
finishing atau digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang lain. Gambar 23 adalah gambaran skematik pengerjaan EDM, elektrode yang
mendekati benda kerja. Arus yang tinggi akan menghasilkan percikan yang besar,
sehingga menghasilkan bekas berbentuk kawah yang besar pula
(benda kerja kasar).
Gambar 23. Skematik
Pengerjaan EDM
Gambaran skematik pengerjaan EDM, elektrode yang
mendekati benda kerja. Arus yang tinggi akan menghasilkan percikan yang besar,
sehingga menghasilkan bekas berbentuk kawah yang besar pula
(benda kerja kasar).
M.
Pembuatan Elektrode
1.
Proses
Galvano
Kadang-kadang elektrode berbentuk pejal yang besar terlalu berat
bagi motor servo, dan proses pembuatannya terlalu mahal. Pada kasus ini
proses Galvano dapat digunakan untuk membuat cetakan. Cetakan tersebut dilapisi
dengan tembaga dengan
ketebalan sampai 5 mm. Tabung tembaga yang telah terbentuk di dalamnya diisi
dengan epoxy dan kawat tembaga dihubungkan dengan elektrode. Elektrode yang
telah dibuat kemudian dipasang di mesin EDM.
2.
Pembuatan
Elektrode pada Umumnya
Ketika elektrode campuran selalu digunakan, campuran 70/30 tungsten
dan tembaga
dalam bentuk serbuk dibuat dengan cetakan bertekanan, kemudian disinter
di dapur pemanas. Proses ini dapat menghasilkan elektrode dengan ukuran yang
teliti.
3.
Pembuatan
Elektrode Graphite
Di Amerika, sekitar 85 persen elektrode yang digunakan adalah graphite. Graphite dikerjakan dengan mesin dan digerinda lebih mudah daripada
elektrode logam. Masalah yang timbul pada waktu mengerjakan graphite adalah
kotoran yang dihasilkan.
Bahan ini tidak menghasilkan geram, tetapi menghasilkan debu hitam, apabila
debu ini tidak dibersihkan akan mengotori seluruh ruangan bengkel. Elektrode graphite adalah bahan sintetis dan bersifat abrasif. Sehingga apabila
mengerjakannya di mesin disarankan menggunakan pahat karbida. Ketika
menggerinda elektrode ini, harus menggunakan penyedot debu (vacuum system).
Hal yang sama diterapkan juga ketika dikerjakan di Mesin Frais. Mesin Frais
yang digunakan harus tertutup rapat. Graphite adalah bahan yang berpori, sehingga cairan dapat masuk ke
dalamnya yang
menyebabkan menjadi tidak murni. Untuk memurnikannya dilakukan dengan cara
memanaskan elektrode tersebut ke dalam dapur pemanas selama satu jam pada
temperatur 250 F (121°C). Dapat juga elektrode tersebut dikeringkan pada udara
panas. Elektrode tidak boleh dikeringkan menggunakan pemanas microwave. Apabila
elektrode yang berpori digunakan, seharusnya dalam keadaan yang tidak lembab
(basah). Kelembaban yang terjebak di dalam elektrode akan menimbulkan uap
ketika proses pengerjaan EDM dan merusak elektrode.
N.
Kualitas Hasil
Pengerjaan EDM
1.
Kelebihan
Pemotongan (Overcut)
Lubang hasil proses EDM dimensinya selalu lebih besar daripada
elektrodenya. Celah perbedaan antara elektrode dan benda kerja dinamakan ”overcut”
atau ”overburn”.
Besarnya overcut tergantung dari banyak faktor yaitu : besar arus, waktu ion,
jenis elektrode, dan bahan benda kerja.
Faktor utama yang mempengaruhi overcut adalah besarnya
arus listrik pada celah. Overcut selalu diukur pada tiap sisi. Besarnya
bervariasi antara 0,020 mm sampai 0,63 mm. Overcut yang tinggi dihasilkan oleh
penggunaan amper/arus yang tinggi. Hampir semua pembuat EDM menyertakan sebuah grafik yang
menunjukkan besarnya overcut yang dapat diprediksi oleh operator
sehubungan dengan pengaturan arus listrik. Selama pengerjaan pengasaran (roughing)
arus yang besar digunakan, menyebabkan overcut yang lebih besar (Gambar 23). Pengerjaan penghalusan (finishing), menggunakan arus yang lebih
kecil, sehingga menghasilkan overcut yang lebih kecil, (Gambar 24).
Dengan pengaturan arus dan material yang sama, overcut yang
terjadi tetap. Dengan demikian, toleransi 0,0025 mm dapat dicapai dengan Ram
EDM. Akan tetapi, bila toleransi tersebut harus tercapai, biaya yang
diperlukan meningkat, karena waktu yang diperlukan menjadi lebih lama.
2.
Pengerjaan
Penghalusan (Finishing)
Pemahaman tentang prinsip overcut adalah sangat penting
dalam memahami kehalusan permukaan hasil proses EDM. Ketika arus (current)
tinggi digunakan menghasilkan percikan (sparks) yang besar, sehingga kawah
(crater) pada benda kerja besar. Proses ini digunakan untuk proses awal (roughing).
Gambar 24. Pengerjaan
Finishing EDM
Penyayatan finishing menggunakan arus kecil, sehingga
permukaan benda kerja halus. Ketika arus yang digunakan
relatif kecil, percikan api (sparks) yang dihasilkan kecil,
sehingga kawah pada benda kerja kecil, sehingga permukaan yang dihasilkan halus.
Menggunakan arus yang kecil pada proses finishing akan memperlama proses pemesinan,
tetapi menghasilkan permukaan yang halus, (Gambar 24).
Pada waktu menggunakan arus yang sangat kecil (dengan waktu yang
pendek dan arus
rendah) ke pemukaan benda kerja, mesin EDM dapat menghasilkan permukaan
benda kerja seperti cermin. Mesin yang memiliki kemampuan mengorbitkan
elektrode dapat membantu membuat produk yang sangat halus permukaannya
dengan memutar elektrode. Beberapa mesin yang dapat memutar elektrode
(dengan jalur orbit) dapat diprogram, sehingga arus akan menurun secara bertahap
sampai memproduksi permukaan seperti cermin tercapai. Benda
kerja yang dihasilkan pada proses EDM adalah gambaran/cerminan dari
elektrode yang digunakan. Apabila elektrodenya tidak bagus misalnya ada cacat di
permukaannya, maka benda kerja yang dihasilkan juga akan ada cacatnya. Elektrode
yang kasar permukaannya akan menghasilkan permukaan benda kerja yang
kasar pula. Semakin halus struktur butiran bahan elektrode, akan menghasilkan permukaan
benda kerja yang lebih halus.
3.
Penyelesaian
Setara Cermin (Mirror finishing)
Pengontrolan cairan dielektrik dapat memperbaiki kehalusan
permukaan hasil proses EDM secara nyata. Beberapa mesin EDM menggunakan cairan
dielektrik khusus untuk proses finishing sehingga menghasilkan
permukaan seperti cermin dengan kehalusan permukaan kurang dari Rmax l7 μm. Beberapa
mesin memiliki dua tangki cairan dielektrik, satu untuk proses pengasaran (roughing)
dan semi finishing dan yang satu untuk
proses finishing sampai permukaan benda kerja seperti cermin
hasilnya.
Beberapa perusahaan pembuat EDM telah menemukan bahwa menambah bubuk silicon,
graphite, atau aluminum pada cairan dielektrik, dapat menghasilkan kehalusan
permukaan yang sempurna.
O.
Keuntungan
dan Kerugian Electrical Discharge Machine
Berikut ini adalah beberapa kelebihan
yang diperoleh dari penggunaan mesin EDM dalam manufaktur :
1.
Dapat
membuat bentuk kompleks yang kemungkinan sukar dilakukan dengan mesin
konvensional.
2.
Dapat
mengerjakan material benda kerja yang keras dengan tingkat kepresisian tinggi.
3.
Dapat
mengerjakan bagian bentuk yang sangat kecil sekalipun, tanpa cemas bagian
tersebut ikut terpotong.
4.
Tidak ada
kontak langsung antara alat dan benda kerja sehingga tidak timbul distorsi pada
pemakanan.
5.
Dapat
membuat kehalusan permukaan benda kerja dengan baik.
6.
Lubang dapat
dibuat secara mudah, tepat dan baik
Beberapa kerugian dari EDM meliputi:
1.
Laju
pengikisan material benda kerja atau material removal rate (MRR) pada operasi
EDM lebih lambat dibandingkan metode permesinan tradisional yang menghasilkan
chips secara mekanis.
2.
Tambahan
waktu dan biaya yang digunakan untuk
membuat elektroda untuk RAM / setempel EDM.
3.
Mereproduksi
sudut tajam pada benda kerja sulit
karena memakai elektroda.
4.
Konsumsi
daya spesifik sangat tinggi.
5.
Timbul
overcut. Over cut adalah suatu deviasi
yang menunjukkan bahwa besarnya diameter lubang yang dikerjakan dengan
proses EDM lebih besar dari ukuran elektrodanya.
6.
Terjadi
keausan pahat bila pemakaian berulang.
7.
Bahan yang
bukuan konduktor listrik dapat dikerjakan dengan mesin yang diset secara khusus.
8.
Mesin EDM
dan perlengkapannya masih relatif mahal.
Penggunaan mesin EDM
dibatasi oleh ukuran tangki kerja penampung cairan dielektrik.
Mesin EDM standar populer yang digunakan sekarang memiliki keterbatasan:
a.
Untuk Wire EDM,
ukuran maksimum benda kerja sekitar 59 inchi (1.500 mm) pada sumbu Y,
24 inchi (600 mm) pada sumbu Z dan tidak terbatas pada sumbu X.
b.
Untuk Ram EDM,
ukuran benda kerja maksimum sekitar 59 inchi (1.500 mm) pada sumbu Y,
17 inchi (520 mm) pada sumbu Z, dan 98 inchi (2500 mm) pada sumbu X.
c.
Pembuatan bentuk
sudut/tirus pada Wire EDM adalah hal yang perlu dipertimbangkan.
Sudut tirus maksimum adalah ± 450, walaupun beberapa bengkel telah
berhasil mencapai ± 500. Perbandingan sudut dan tinggi maksimum adalah 300 pada ketinggian
16 inchi (400 mm).
d.
Hambatan listrik maksimum
untuk benda kerja dan pencekam sekitar 0,5-5,0 ohm/cm untuk
Mesin Wire dan Ram EDM.
e.
Keakuratan sekitar 0,00002
inchi (0,0005 mm) untuk mesin Wire EDM.
f.
Keakuratan ± 0,0001 inchi
(0,0025 mm) untuk mesin Ram EDM.
g.
Kehalusan permukaan
sekitar VDI 0 (4 microinchi) untuk Wire EDM.
h.
Kehalusan permukaan VDI 5
(2 microinchi) untuk Ram EDM.
i.
Keutuhan permukaan (surface
integrity) adalah 1/20 juta untuk setiap inchi ketebalan recast
layer untuk Wire dan Ram EDM.
j.
Panjang retakan mikro
adalah 1/20 juta untuk Wire dan Ram EDM. Hasil ini sama atau
lebih baik dari pada permukaan hasil proses gerinda.
M.
Aplikasi EDM
1.
Prototipe
produksi
Proses EDM ini paling banyak digunakan oleh alat pembuatan cetakan dan
industri, tetapi menjadi metode umum untuk pembuatan dan produksi prototipe
bagian atau spare part terutama di kedirgantaraan, mobil dan industri
elektronik di mana jumlah produksi relatif rendah. Dalam EDM setempel, sebuah
grafit, tungsten atau murni tembaga, tembaga elektroda mesin yang diinginkan
(negatif) bentuk dan dimasukkan ke dalam benda kerja di ujung ram vertikal.
2.
Membuat Koin
Mati
Membuat koin mati. Untuk penciptaan koin misalnya untuk memproduksi
perhiasan dan lencana oleh uang logam (stamping) proses, master positif dapat
dibuat dari perak murni, karena (dengan mesin yang sesuai pengaturan) master
tidak secara signifikan terkikis dan hanya digunakan sekali. Mati negatif yang
dihasilkan kemudian dikeraskan dan digunakan dalam sebuah drop palu untuk
memproduksi dicap flat dari guntingan kertas kosong dari perunggu, perak, atau
emas bukti paduan rendah.
Gambar 25. Proses Stamping
Untuk lencana flat ini dapat
dibentuk lebih lanjut ke permukaan melengkung mati lain. Jenis ini biasanya
dilakukan EDM terendam dalam minyak berbasis dielektrik. Objek yang sudah
selesai dapat lebih disempurnakan oleh keras (gelas) atau lunak (cat) enameling
dan electroplated dengan emas murni atau nikel. Bahan lembut seperti tangan
perak dapat diukir sebagai perbaikan lencana benda mati di bawah, di sebelah
kiri jet minyak (minyak telah dikeringkan). Awal stamping datar akan “dapped”
untuk memberikan permukaan melengkung.
3.
Lubang
Pengeboran Kecil
Lubang pengeboran kecil EDM
untuk pengeboran lubang kecil yang digunakan untuk membuat lubang pada benda
kerja di benang yang akan digunakan untuk kawat di EDM Wire-potong mesin.
Pengeboran lubang kecil kepala sudah terpasang pada mesin potong kawat dan memungkinkan
piring mengeras besar sudah selesai mengikis bagian dari mereka yang diperlukan
dan tanpa pra-pengeboran. Ada juga yang berdiri sendiri pengeboran lubang kecil
dengan mesin EDM x – y sumbu juga dikenal sebagai seorang super lubang bor atau
mesin dapat Popper yang buta atau melalui lubang.
Gambar 26. EDM Drills
EDM Drills membuat lubang dengan panjang tabung kuningan atau tembaga
elektrode yang berputar pada chuck dengan aliran konstan suling atau air
deionized yang mengalir melalui elektroda sebagai agen pembilasan dan
dielektrik. Tabung elektroda beroperasi seperti kawat-kawat di potong mesin
EDM, memiliki celah elektroda dan mengenakan tarif.
Beberapa lubang kecil
pengeboran EDM mampu mengebor melalui 100 mm yang lembut atau melalui baja dikeraskan
dalam waktu kurang dari 10 detik, rata-rata 50% sampai 80% memakai angka.
Lubang 0,3 mm menjadi 6,1 mm dapat dicapai dalam operasi pengeboran ini.
Elektroda kuningan lebih mudah untuk mesin tetapi tidak dianjurkan untuk
memotong kawat-operasi karena menyebabkan erosi partikel kuningan “kuningan di
kuningan” kawat kerusakan, karena itu dianjurkan tembaga.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara garis besar melihat dari beberapa faktor yang telah dijelaskan di
atas maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
EDM adalah
sebuah mesin dengan metode untuk menghilangkan bahan oleh serangkaian cepat
lengkung berulang lucutan listrik di antara elektroda (alat potong) dan bagian
pekerjaan, di hadapan medan listrik.
2.
Pada saat
ini ada dua macam mesin EDM yaitu: Stempel EDM (Biasanya disebut Sinker EDM
atau Ram EDM) dan Wire EDM.
3.
Cara kerja
EDM adalah sebagai berikut : Pada Proses awal EDM, elektrode yang berisi
tegangan listrik didekatkan ke benda kerja (elektrode positif mendekati benda
kerja/turun). Di antara dua elektrode ada minyak isolasi (tidak menghantarkan
arus listrik), yang pada EDM dinamai cairan dielectric. Walaupun cairan
dielektrik adalah sebuah isolator yang bagus, beda potensial listrik yang cukup
besar menyebabkan cairan membentuk partikel yang bermuatan, yang menyebabkan
tegangan listrik melewatinya dari elektrode ke benda kerja. Dengan adanya
graphite dan partikel logam yang tercampur ke cairan dapat membantu transfer
tegangan listrik dalam dua cara: partikel-partikel (konduktor) membantu dalam
ionisasi minyak dielektrik dan membawa tegangan listrik secara langsung, serta
partikel-partikel dapat mempercepat pembentukan tegangan listrik dari cairan.
Daerah yang memiliki tegangan listrik paling kuat adalah pada titik di mana
jarak antara elektrode dan benda kerja paling dekat.
B.
Saran
1.
Sebelum mengoperasikan mesin EDM kita harus
mengenalnya terlebih dahulu.
2.
Seharusnya kita mengetahui dan memahami
komponen-komponen mesin EDM sebelum menggunakannya.
3.
Menaati prosedur-prosedur dalam menggunakan mesin EDM.
DAFTAR PUSTAKA
Widarto, dkk.2008.Teknik
Pemesinan. Jakarta:Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
http://naviano.blogspot.com/2013/06/makalah-edm.htm
(Diakses 12 November 2014)
http://tehnikmesinindustri.blogspot.com/2010/09/edm-dan-wirecut.html(Diakses 12
November 2014).
http://sobronlubis.blogspot.com/2013/05/aplikasi-electrical-discharge-machining.html (Diakses 12 November 2014)
(Diakses 12 November 2014)
Kami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.
BalasHapusOli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.
Kami menjadi salah satu perusahaan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pabrik-pabrik besar di Indonesia, termasuk kebutuhan akan pelumasan khusus.
Prinsip kami adalah selalu mengembangkan hubungan jangka panjang kepada setiap customer. Bila anda butuh info lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.
Mobile : 0813-1084-9918
Whatsapp : 0813-1084-9918
name : Tommy. K
Email1 : tommy.transcal@gmail.com